CERPEN ISLAMI
Butiran
Kristal
Oleh : Triyanti
Email : yantitri31@gmail.com
S
|
uatu hari di tepi pantai duduk seorang gadis cantik yang tengah
memandangi lautan. Ia sering sekali pergi ke tepian pantai, padahal rumahnya
bukan di kawasan pantai melainkan di tengah kota yang jauh sekali dengan daerah
pantai. Gadis itu senang sekali pergi ke pantai, karena ia dulu sering sekali
berwisata ke pantai bersama keluarganya di saat kecil. Namun saat ini ia sudah
tidak pernah pergi berwisata bersama keluarganya. Dikarenakan Ayah dan Bundanya
sibuk sekali akan pekerjaannya. Gadis itu selalu memaksa mereka untuk berwisata
kembali seperti sedia kala. Namun Ayahnya selalu berkata “lain kali yah,
anakku. Ayah sedang sibuk bekerja”. Begitupun dengan jawab sang Bunda “maaf ya
anakku, Bunda sedang sibuk sekarang”. Selalu seperti itu, padahal gadis itu
hanya ingin meminta waktu bersama dengan mereka walau hanya sedikit saja.
Pada suatu ketika gadis itu pun
merasa sedih dan kecewa kepada kedua orang tuanya. Lalu pergi ke pantai
sendirian. Ia pun sempat ingin menghakhiri saja hidupnya di lautan. Ia telah
putus asa akan kehidupannya yang sudah tiada berwarna seperti sedia kala.
Karena ia hanya ingin bisa berkumpul kembali, tertawa bersama, cerita bersama
dengan Ayah dan Bundanya. Kini seolah ia tak memiliki semangat hidup. Ia
beranggapan bahwa dirinya lah satu-satunya yang merasakan kurangnya perhatian
dan kasih sayang dari orang tua. Walaupun ia hidup di tengah-tengah kehidupan
yang mewah serba terpenuhi.
Tak hanya itu pula yang membuat
dirinya bertambah semakin terasa sedih. Ia pun juga tidak memiliki teman dekat
atau sahabat. Itulah yang kini membuat si gadis makin putus asa akan hidupnya.
Ia tak ingin hidup di dunia lagi dikarenakan ia selalu merasa sendiri serta
terasingkan dari orang-orang terdekatnya.
Dan akhirnya di suatu sore hari
menjelang malam, gadis itu pergi mengunjungi pantai sambil menangis akan hal
yang menimpa dirinya. Ia pun berteriak sekencang-kencangnya di tepian pantai
“Ya Allah, mengapa aku harus mengalami hal seperti ini? Dicampakkan, sendirian,
tiada yang menemaniku satu orang pun terutama kedua orang tua ku, mengapa Ya
Allah? Apakah aku selama ini berbuat dosa yang begitu besar, sehingga seluruh
orang meninggalkan ku sendiri seperti ini? Aku hanya ingin bisa seperti dahulu
kala, Ya Allah. Selalu bersama, tertawa, bermain, belajar bersama. Ya Allah aku
menyerah untuk kali ini. Biar lautan yang membawa ku pergi dari dunia ini.
Mungkin di akhirat nanti aku tidak akan sesulit ini, Ya Allah”.
Dan gadis itu perlahan-lahan
mendekati lautan yang pada saat itu pula sedang terdapat gelombang laut yang
begitu menyeramkan. Saat ia telah berada di tengah lautan ia pun terbawa oleh
gelombang lautan. Dan tiba-tiba ada sesosok pria yang datang dan melihat bahwa
ada sesuatu yang terapung di lautan. Dan ternyata yang terapung tersebut adalah
gadis tadi. Ia pun dengan segera berenang ke tengah laut untuk menolong gadis
itu. Entah dengan keajaiban apa, ternyata gadis itu masih bisa tertolong. Gadis
itu pun segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat daerah pantai. Dan untunglah
nyawa gadis itu tertolong. Dan 30 menit kemudian gadis itu sadar dari
pinsannya. Dan ia pun terkejut bahwa dia tengah berada di Rumah Sakit, padahal
setahu dirinya ia telah menenggelamkan dirinya di lautan.
Gadis itu pun bertanya dengan
perawat yang sedang mengecek dirinya “suster, siapa yang mengantarkanku ke
Rumah Sakit ini? Siapa yang menolongku ?”
Perawat itu pun menjawab “Pria itu
mba, dia yang telah menolong mbak dari lautan dan membawanya ke sini.” Sambil
menunjuk kea rah pria yang berada di dekat pintu.
Lalu pria itu menghampiri gadis itu
dan bertanya “Sudah mendingan kah fisik mu? Mengapa kau berada di tengah lautan
tadi? Apa kau mencoba bunuh diri? Apa alasannya kau berbuat demikian?”
Gadis itu menjawabnya “Ya, sudah
mendingan, tapi kenapa pula saudara harus menolongku? Mengapa tak biarkan saja
aku terbawa gelombang laut, biar aku tenggelam dan mengendap menjadi pasir di
sana”
Pria itu pun menjawab pula “Baguslah
jika sudah mendingan, aku menolongmu karena memang sudah seharusnya ku tolong
karena tiada orang lain lagi di sana, kalau bukan aku yang menolongmu, lalu
siapa lagi? Apa kau bilang? Membiarkan dirimu tenggelam begitu saja? Hey kau
ini ya, apa kau tidak menyadari orang-orang di luar sana aja yang tengah
mendekati ajalnya saja malah ingin panjang umurnya, tapi kamu malah ingin mati
sia-sia. Ya ampun, sadar lah kau bisa melalui masalahmu, jangan langsung bunuh diri
begitu saja. Kau akan menyesal nantinya. Dan kau belum menjawab pertanyaanku.
Apa alasannya kau ini bunuh diri di lautan?”
Gadis itu pun menjawabnya dengan
kesal “Kan sudah ku bilang tadi, bahwa aku tak minta ditolong, walaupun itu
orang yang seperti saudara ini. Biarlah aku mati sia-sia toh juga apa peduli
saudara? Alasan ku? Saudara tidak berhak tau apa alasan ku yang membuat aku
ingin bunuh diri”
Pria itu pun menjawabnya dengan
penuh ketenangan “Baiklah, ya memang saya tidak ada hak untuk mengetahuinya
karena itu adalah privasi anda. Tapi hey, janganlah langsung anda ini berputus
asa begitu saja. Kamu harus bisa melawannya, menghadapinya walau sesulit
apapun. Hidup ini indah jika kau berusaha untuk mencari kebahagiaan kok. Lebih
baik gini jika kau masih ada yang sulit kamu lakukan atau perbuat dan kau tidak
menemukan pemecahan masalahnya, boleh lah kamu langsung cerita padaku siapa
tahu aku bisa membantumu.”
Lalu dengan sinisnya gadis itu
menjawab “Halah saudara ini tidak usah jadi sok pahlawan atau apa deh, tapi yah
boleh lah aku mungkin juga butuh seseorang untuk motivasi hidupku”
Keesokan harinya ia pulang ke rumah
namun tetap saja permasalahan itu tak kunjung selesai. Gadis itu masih merasa
kesepian akhirnya ia mengunjungi pantai dan kebetulan pula disana terdapat pria
yang menolong dirinya. Ia pun di hampiri oleh pria tersebut di sudut pantai
sambil menanyakan padanya “Mengapa kau ada di sini? Ada masalah lagi? Kau
sepertinya sering sekali ke pantai ini. Kau boleh cerita padaku kalau kau mau”
Gadis itu pun menceritakan semuanya
kepada pria itu. Dan pria itu pun mengetahui alasannya mengapa dia selalu
berputus asa. Pria itu memberikan solusi padanya “Gini lebih baik kamu coba sms
kedua orang tua mu atau mengirim e-mail orang tuamu pastinya mereka selalu
aktif di e-mail toh. Kamu tuliskan “Ayah, Bunda aku hanya ingin kita bisa
bermain bersama, seperti dahulu kala, aku ingin Ayah dan Bunda selalu memiliki
waktu untukku. Aku rindu akan hal itu. Aku tak ingin kesepian seperti ini Ayah,
Bunda. Begitu pula dengan teman-temanmu, bahwa kau ingin sekali bisa bermain,
belajar bersama riang gembira dan menjadi sahabat selamanya. Seperti itu
mungkin esok hari masalahmu ini akan segera terselesaikan”
Gadis itu pun menerima solusi itu
dan ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan pria itu dan ditolong pula olehnya.
Padahal ia telah berkata kasar saat kemarin di Rumah Sakit. Ia pun mengucapkan
minta maaf dan terima kasih kepada pria itu dan ingin bersahabat pula dengan
pria itu.
Pada malam hari ia pun mengirimkan
e-mail ke orang tuanya dan teman-temannya. Ia pun lalu bertaubat kepada-Nya
bahwa sikapnya selama ini salah. Tidak seharusnya ia putus asa dan bunuh diri
begitu saja. Ia pun kemudian menyadarinya dan tidak lupa pula selalu bersyukur
atas pemberian-Nya kepadanya.