Lazismu kantor layanan Umbulharjo Aksi bersama untuk sesama salurkan Zakat Infaq Sodaqoh anda melalui rekening BNI Syariah 0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbuharjo dan melalui rekening BUKOPIN Syariah 7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL.UH

Minggu, 30 Juli 2017

CERPEN ISLAMI BUTIRAN KRISTAL

CERPEN ISLAMI
Butiran Kristal


 Oleh : Triyanti

S
uatu hari di tepi pantai duduk seorang gadis cantik yang tengah memandangi lautan. Ia sering sekali pergi ke tepian pantai, padahal rumahnya bukan di kawasan pantai melainkan di tengah kota yang jauh sekali dengan daerah pantai. Gadis itu senang sekali pergi ke pantai, karena ia dulu sering sekali berwisata ke pantai bersama keluarganya di saat kecil. Namun saat ini ia sudah tidak pernah pergi berwisata bersama keluarganya. Dikarenakan Ayah dan Bundanya sibuk sekali akan pekerjaannya. Gadis itu selalu memaksa mereka untuk berwisata kembali seperti sedia kala. Namun Ayahnya selalu berkata “lain kali yah, anakku. Ayah sedang sibuk bekerja”. Begitupun dengan jawab sang Bunda “maaf ya anakku, Bunda sedang sibuk sekarang”. Selalu seperti itu, padahal gadis itu hanya ingin meminta waktu bersama dengan mereka walau hanya sedikit saja.
Pada suatu ketika gadis itu pun merasa sedih dan kecewa kepada kedua orang tuanya. Lalu pergi ke pantai sendirian. Ia pun sempat ingin menghakhiri saja hidupnya di lautan. Ia telah putus asa akan kehidupannya yang sudah tiada berwarna seperti sedia kala. Karena ia hanya ingin bisa berkumpul kembali, tertawa bersama, cerita bersama dengan Ayah dan Bundanya. Kini seolah ia tak memiliki semangat hidup. Ia beranggapan bahwa dirinya lah satu-satunya yang merasakan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Walaupun ia hidup di tengah-tengah kehidupan yang mewah serba terpenuhi.
Tak hanya itu pula yang membuat dirinya bertambah semakin terasa sedih. Ia pun juga tidak memiliki teman dekat atau sahabat. Itulah yang kini membuat si gadis makin putus asa akan hidupnya. Ia tak ingin hidup di dunia lagi dikarenakan ia selalu merasa sendiri serta terasingkan dari orang-orang terdekatnya.
Dan akhirnya di suatu sore hari menjelang malam, gadis itu pergi mengunjungi pantai sambil menangis akan hal yang menimpa dirinya. Ia pun berteriak sekencang-kencangnya di tepian pantai “Ya Allah, mengapa aku harus mengalami hal seperti ini? Dicampakkan, sendirian, tiada yang menemaniku satu orang pun terutama kedua orang tua ku, mengapa Ya Allah? Apakah aku selama ini berbuat dosa yang begitu besar, sehingga seluruh orang meninggalkan ku sendiri seperti ini? Aku hanya ingin bisa seperti dahulu kala, Ya Allah. Selalu bersama, tertawa, bermain, belajar bersama. Ya Allah aku menyerah untuk kali ini. Biar lautan yang membawa ku pergi dari dunia ini. Mungkin di akhirat nanti aku tidak akan sesulit ini, Ya Allah”.
Dan gadis itu perlahan-lahan mendekati lautan yang pada saat itu pula sedang terdapat gelombang laut yang begitu menyeramkan. Saat ia telah berada di tengah lautan ia pun terbawa oleh gelombang lautan. Dan tiba-tiba ada sesosok pria yang datang dan melihat bahwa ada sesuatu yang terapung di lautan. Dan ternyata yang terapung tersebut adalah gadis tadi. Ia pun dengan segera berenang ke tengah laut untuk menolong gadis itu. Entah dengan keajaiban apa, ternyata gadis itu masih bisa tertolong. Gadis itu pun segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat daerah pantai. Dan untunglah nyawa gadis itu tertolong. Dan 30 menit kemudian gadis itu sadar dari pinsannya. Dan ia pun terkejut bahwa dia tengah berada di Rumah Sakit, padahal setahu dirinya ia telah menenggelamkan dirinya di lautan.
Gadis itu pun bertanya dengan perawat yang sedang mengecek dirinya “suster, siapa yang mengantarkanku ke Rumah Sakit ini? Siapa yang menolongku ?”
Perawat itu pun menjawab “Pria itu mba, dia yang telah menolong mbak dari lautan dan membawanya ke sini.” Sambil menunjuk kea rah pria yang berada di dekat pintu.
Lalu pria itu menghampiri gadis itu dan bertanya “Sudah mendingan kah fisik mu? Mengapa kau berada di tengah lautan tadi? Apa kau mencoba bunuh diri? Apa alasannya kau berbuat demikian?”
Gadis itu menjawabnya “Ya, sudah mendingan, tapi kenapa pula saudara harus menolongku? Mengapa tak biarkan saja aku terbawa gelombang laut, biar aku tenggelam dan mengendap menjadi pasir di sana”
Pria itu pun menjawab pula “Baguslah jika sudah mendingan, aku menolongmu karena memang sudah seharusnya ku tolong karena tiada orang lain lagi di sana, kalau bukan aku yang menolongmu, lalu siapa lagi? Apa kau bilang? Membiarkan dirimu tenggelam begitu saja? Hey kau ini ya, apa kau tidak menyadari orang-orang di luar sana aja yang tengah mendekati ajalnya saja malah ingin panjang umurnya, tapi kamu malah ingin mati sia-sia. Ya ampun, sadar lah kau bisa melalui masalahmu, jangan langsung bunuh diri begitu saja. Kau akan menyesal nantinya. Dan kau belum menjawab pertanyaanku. Apa alasannya kau ini bunuh diri di lautan?”
Gadis itu pun menjawabnya dengan kesal “Kan sudah ku bilang tadi, bahwa aku tak minta ditolong, walaupun itu orang yang seperti saudara ini. Biarlah aku mati sia-sia toh juga apa peduli saudara? Alasan ku? Saudara tidak berhak tau apa alasan ku yang membuat aku ingin bunuh diri”
Pria itu pun menjawabnya dengan penuh ketenangan “Baiklah, ya memang saya tidak ada hak untuk mengetahuinya karena itu adalah privasi anda. Tapi hey, janganlah langsung anda ini berputus asa begitu saja. Kamu harus bisa melawannya, menghadapinya walau sesulit apapun. Hidup ini indah jika kau berusaha untuk mencari kebahagiaan kok. Lebih baik gini jika kau masih ada yang sulit kamu lakukan atau perbuat dan kau tidak menemukan pemecahan masalahnya, boleh lah kamu langsung cerita padaku siapa tahu aku bisa membantumu.”
Lalu dengan sinisnya gadis itu menjawab “Halah saudara ini tidak usah jadi sok pahlawan atau apa deh, tapi yah boleh lah aku mungkin juga butuh seseorang untuk motivasi hidupku”
Keesokan harinya ia pulang ke rumah namun tetap saja permasalahan itu tak kunjung selesai. Gadis itu masih merasa kesepian akhirnya ia mengunjungi pantai dan kebetulan pula disana terdapat pria yang menolong dirinya. Ia pun di hampiri oleh pria tersebut di sudut pantai sambil menanyakan padanya “Mengapa kau ada di sini? Ada masalah lagi? Kau sepertinya sering sekali ke pantai ini. Kau boleh cerita padaku kalau kau mau”
Gadis itu pun menceritakan semuanya kepada pria itu. Dan pria itu pun mengetahui alasannya mengapa dia selalu berputus asa. Pria itu memberikan solusi padanya “Gini lebih baik kamu coba sms kedua orang tua mu atau mengirim e-mail orang tuamu pastinya mereka selalu aktif di e-mail toh. Kamu tuliskan “Ayah, Bunda aku hanya ingin kita bisa bermain bersama, seperti dahulu kala, aku ingin Ayah dan Bunda selalu memiliki waktu untukku. Aku rindu akan hal itu. Aku tak ingin kesepian seperti ini Ayah, Bunda. Begitu pula dengan teman-temanmu, bahwa kau ingin sekali bisa bermain, belajar bersama riang gembira dan menjadi sahabat selamanya. Seperti itu mungkin esok hari masalahmu ini akan segera terselesaikan”
Gadis itu pun menerima solusi itu dan ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan pria itu dan ditolong pula olehnya. Padahal ia telah berkata kasar saat kemarin di Rumah Sakit. Ia pun mengucapkan minta maaf dan terima kasih kepada pria itu dan ingin bersahabat pula dengan pria itu.

Pada malam hari ia pun mengirimkan e-mail ke orang tuanya dan teman-temannya. Ia pun lalu bertaubat kepada-Nya bahwa sikapnya selama ini salah. Tidak seharusnya ia putus asa dan bunuh diri begitu saja. Ia pun kemudian menyadarinya dan tidak lupa pula selalu bersyukur atas pemberian-Nya kepadanya.

0 komentar:

Posting Komentar