Lazismu kantor layanan Umbulharjo Aksi bersama untuk sesama salurkan Zakat Infaq Sodaqoh anda melalui rekening BNI Syariah 0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbuharjo dan melalui rekening BUKOPIN Syariah 7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL.UH

Rabu, 31 Mei 2017

ZAKAT AKHIRAT

Assalamualaikum Sahabat Lazis..

Alhamdulillah, tak terasa waktu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin kita menyambut bulan suci Ramadhan, dan kini memasuki hari ke 6 kita berpuasa. Hayooo... siapa yang sudah bolong puasanyaaa? Ayo ngaku... Hehe. Semoga sahabat Lazis diberi kelancaran menjalankan puasa hingga akhir bulan Ramadhan nanti dan bersama-sama kita sambut Hari Kemenangan umat Islam.

Kurang sekiranya kalau kita tidak menyenggol mengenai ZAKAT. Emm, Hayooo siapa yang belum menunaikan zakat?. ZAKAT itu WAJIB loooo bagi sahabat yang sempurna syarat-syaratnya.


Surat Al-Baqarah (2:43)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.


Yuuuk salurkan ZAKAT Anda melalui Lazismu Umbulharjo ke :
BANK BNI Syariah 0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Zakat)
BANK Mandiri Syariah 7108304768 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Zakat
Bank Syariah Bukopin 7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL. UH

Layanan Jemput Donasi : (0274)380041 / 08995051540

Alamat : Gedung Dakwah PCM Umbulharjo, Jl. Glagahsari 136 Umbulharjo Yogyakarta

Jumat, 26 Mei 2017

Marhaban Yaa Ramadhan

Assalamualaikum..

Alhamdulillah bulan suci telah tiba! Marhaban Yaa Ramadhan.. Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang memiliki keutamaan besar diantara bulan-bulan yang lainnya. Bulan dimana penuh rahmat dan ampunan. Mari kita benahi diri kita masing-masing dengan memperbanyak ibadah dan kebaikan-kebaikan.

Berlomba-lombalah pada suatu hal kebaikan, tetapi jangan jadikan hal itu sebagai sifat sombong dan agar orang-orang tau kebaikan kita. Tapi lakukanlah dengan ikhlas lillahita'ala.


إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu”
Sebelum hari ini, sudahkah anda melakukan kebaikan saat ini? Jika sudah alhamdulillah anda mengawali pagi hari di awal puasa ini dengan indah. Jika belum, mari bersama Lazismu Umbulharjo salurkan zakat infaq shodaqoh ataupun wakaf anda melalui kami. InsyaAllah, keberkahan akan menyertai anda beserta keluarga.. Subhanallah!
Salurkan donasi anda ke :
BANK BNI Syariah
0538452413 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Infaq)
0538452184 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Kemanusiaan)
0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Zakat)
0538451805 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Wakaf)

BANK Mandiri Syariah
7108304574 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Kemanusiaan
7108304768 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Zakat
7108304841 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Infaq

Bank Syariah Bukopin
7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL. UH
Layanan Jemput Donasi : (0274)380041 / 08995051540

Alamat : Gedung Dakwah PCM Umbulharjo, Jl. Glagahsari 136 Umbulharjo Yogyakarta

Jumat, 19 Mei 2017

BEKERJA ITU AKAN TERASA RINGAN JIKA ADA KERJASAMA

BEKERJA ITU AKAN TERASA RINGAN
JIKA ADA KERJASAMA

Namun, jika tak saling kenal antar tim maka hanya ada kegelisahan. Maka dari itu, kita harus mengenal partner kerja kita terlebih dahulu. Perkenalan itu bisa didatangkan dari suatu kegiatan yang dijalani bersama. Contoh : Baksos, Sosialisasi ke Masyarakat, dan bisa juga Outbond seperti yang kami lakukan ini. Selain perkenalan, kita juga bisa merefresh otak kita agar kembali jernih dan ketika memandang bekerja tidak lagi suntuk tapi menjadi semangat.



Foto : Kegiatan JKSM 2017

Kegiatan Survei Mahasiswa UAD

Kegiatan Survei kepada Lazismu Umbulharjo

Oleh : Mahasiswa UAD Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen
Tema Survei : Survei Lapangan Lembaga Pengelola Zakat
Dalam rangka memperdalam penguasaan materi mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.






Kamis, 18 Mei 2017

CERPEN MESKI TAK BISA HARUM, AKU TETAP INGIN MENJADI BUNGA

Meski Tak Bisa Harum, Aku Tetap Ingin Menjadi Bunga


Oleh  :Siti Kadarini

Ciuman itu masih membekas sampai saat ini, kegelian dipipiku masih terasa oleh sentuhan kumis tebalnya. Dia memelukku erat dan tersenyum bangga padaku ketika aku mendapat piagam penghargaan lomba mewarnai tingkat nasional yang diadakan oleh sekolah Taman Kanak-Kanak ku dulu. Tak kusadari bahwa waktu itu adalah ciuman terakhirnya. Kini aku hanya bisa memandangi fotonya. Sosok Bapak yang sabar, penyayang, kerja keras dan penuh tanggung jawab telah meninggalkan kami, meninggalkanku, meninggalkan Emak dan kelima saudaraku.
“ Bapak berharap kamu kelak akan menjadi bunga keluarga ini.” Sebuah kalimat yang pernah terucap oleh Bapak. Saat itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti maksud dari perkataan itu tapi kata-kata itu, kalimat yang selalu Bapak katakan padaku, ya hanya padaku, sungguh kalimat itu sangat membekas di benakku sampai saat ini.
Sejak kecil aku dan kelima saudaraku telah dididik Bapak dan Emak dengan penuh kedisiplinan, kezuhudan pada dunia dan keistiqomahan. Disiplin untuk beribadah sholat dan mengaji, zuhud pada dunia dengan memberi kami uang jajan yang sangat minim dibanding teman-temanku dengan harapan agar kami lebih konsen untuk belajar di sekolah sehingga tidak hanya berpikiran untuk jajan dan menghabiskan uang, namun bagaimana aku bisa konsentrasi belajar sementara perutku keroncongan. Tidak hanya itu, mereka mengajariku keistiqomahan terlebih pada keistiqomahan menu makanan dengan lauk-pauk yang kaya protein nabati yang murah meriah (tahu/tempe), hal-hal inilah yang membuatku semakin sadar betapa sederhananya hidupku, hidup orang tuaku. Dan aku tahu aku memang bukan anak orang kaya. Kadang aku sedikit iri dengan teman-temanku yang mempunyai fasilitas mewah, mempunyai kendaraan pribadi, uang jajan yang selalu lebih, dan tentunya segala kebutuhan hidupnya yang selalu dijamin oleh orang tua mereka.
Sampai akhirnya kesederhanaan hidupku itu berlanjut sampai aku lulus SMA. Ketika Bapakku dipanggil oleh Allah SWT untuk menghadap-Nya, aku semakin merasa kesengsaraan hidup sudah mencapai stadium akhir. Aku seperti kehilangan harapan, Bapakku yang selama ini mendukungku untuk selalu berprestasi di sekolah, dan mencita-citakan diriku agar bisa menjadi bunga.
Ketika aku lulus SMA aku bingung harus dibawa kemana kah masa depanku? Aku menjadi semakin mengerti maksud dari perkataan Bapak, menjadi bunga keluarga berarti menjadi orang yang berarti, seenggaknya aku bisa lebih menonjol dari saudara-saudaraku. Memang benar dari ketiga kakakku tidak ada yang menempuh pendidikan kuliah, mereka hanya sekolah sampai tingkat SMA, bahkan Mbak Eci, kakak keduaku hanya sekolah sampai SMP, lalu dia pergi merantau ke pulau seberang, dia memilih untuk melangsungkan hidupnya dengan bekerja sebagai TKW. Begitu pula dengan kakakku lainnya yang semua perempuan, memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya dengan berbagai alasan ingin langsung kerja saja dapat uang, toh mau lanjut kuliah juga tidak ada biaya. Namun aku tidak mau seperti mereka. Aku harus melakukan perubahan. Aku harus lebih baik dari mereka. Aku ingin lebih sukses dan berprestasi. Sehingga aku bisa menjadi teladan bagi kedua adikku yang saat ini masih duduk di kelas 5 SD dan 3 SMP untuk bisa menjadi lebih sukses lagi. Lalu apa bisa aku meneruskan harapan Bapakku untuk menjadi bunga?
“ Emak ndak punya uang untuk membiayai kuliahmu, Nduk.” Ucap Emak setiap aku meminta izin untuk daftar kuliah.
            Keinginanku untuk kuliah semacam sudah berada di ubun-ubun. Bagaimana tidak? Aku selalu gelisah selama satu tahun terkahir ini setelah kelulusanku. Aku melamar di berbagai lowongan pekerjaan, menjadi karyawan di pabrik, menjadi pelayan di warung makan, bahkan menjadi penjaga toko pun telah aku jalani demi melangsungkan kehidupanku. Sudah berkali-kali aku ganti pekerjaan, namun aku selalu tidak betah. Aku merasa masih ada satu fase dalam hidupku yang harus aku lampaui sebelum aku menginjak dunia kerja, yaitu di bangku kuliah.
“ Dulu waktu bapakmu masih ada, Bapakmu saja tidak berani untuk membiayai kuliah mbakyu-mbakyumu. Apalagi sekarang, Emak dapat uang darimana untuk biaya kuliahmu, Nduk?
“ Tapi aku pengen kuliah Mak, aku pengen jadi sarjana.” rengekku. Berharap Emak akan mengizinkan, dan nanti aku akan mencari kerja sambilan untuk mendapat tambahan uang.
Hatiku bergemuruh. Pikiranku berperang dengan batinku. Aku terus mengemis izin, seakan aku tidak puas dengan alasan yang selalu Emak lontarkan bahwa dia tidak punya uang. Aku mengerti memang Emak tidak punya banyak uang, aku tahu penghsilannya sebagai penjual cendol di pasar tak seberapa. Sampai akhirnya kakak pertamaku, Mbak Eta, mendukung keinginanku itu.
“ Sudahlah Mak, jangan pupuskan harapan Rumi untuk menjadi sarjana, aku akan membantu untuk biaya kuliahnya, percayalah, pasti ada jalan rejeki untuk Emak.” Katanya.
Aku senang mendengarnya, walaupun penghasilan Mbak Eta, kakak pertamaku sebagai buruh pengrajin enceng gondok ini tidak seberapa namun tekadnya untuk membantuku sangat berarti sekali bagiku.
“ Allah itu tidak pernah tidur Mak, selalu ada buah yang manis di setiap tetesan keringat kerja keras kita, itu kan yang selalu Emak ajarkan pada kami.” Ucap Mbak Eta pelan. Emak hanya tertunduk diam, lalu dia mengusap pipinya. Aku melihat ada bekas tetesan air mata yang mengalir lembut. Aku tahu perasaan Emak. Aku tahu betapa perihnya perjuangannya untuk menghidupi keenam anaknya selama ini. Dan betapa beratnya mengabulkan permintaan anak keempatnya ini yang ngebet banget pengen kuliah.
Akhirnya aku diterima di sebuah univesitas ternama di kota ini, dengan bekal satu ekor sapi peninggalan Bapak, Emak menjual harta satu-satunya itu untuk biaya masuk kuliahku. Aku senang sekali, semangatku semakin membuncah untuk menjadi sarjana yang sukses. Segala daya dan upaya aku lakukan untuk mengikuti setiap mata kuliahku. Aku tidak ingin membuat Emak kecewa, apalagi Bapak. Aku tidak pernah sekalipun absen, aku selalu meminjam buku untuk bahan-bahan materi kuliah di perpustakaan karena memang aku tidak punya cukup uang untuk membelinya. Setiap hari aku menyusuri jalan dari rumahku menuju kampusku yang berjarak 30 km dengan sepeda motor tua milik Almarhum Bapakku. Dan Alhamdulillah sejak awal semester 3 aku mendapat beasiswa dari Universitas. Aku sangat bersyukur sekali, itu artinya Emak tidak perlu memikirkan biaya semesteranku. Tapi aku tetap perlu mencari tambahan penghasilan untuk biaya hidupku selama aku menempuh kuliah. Dan menjadi tentor di bimbel adalah pilihan terbaikku untuk mendapat tambahan penghasilan.
***
“Rumiyati, S.Pd dengan predikat Cumlauded.” suara itu menggema di auditorium kampusku. Berbagai rangkaian bunga mendarat di tanganku, ucapan selamat dari teman-teman dan dosen-dosenku berdatangan. Mereka merangkulku penuh bangga. Terlebih wanita yang paling berharga dalam hidupku, Emak.
“Selamat ya nduk, Emak bangga denganmu. Selamat ” Dia memelukku dengan erat. Dan Aku pun begitu. Tak pernah aku merasakan pelukan hangat seperti ini. Kami berpelukan dalam tangis, air matanya mengalir deras membasahi toga ku. Aku tahu perjuangannya cukup berat hidup tanpa suami dan membiayai kehidupan kami berenam. Aku tahu tangis ini adalah tangis bahagia. Bagi Allah, segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin. Berkat doa Emak, Allah memberikan kemudahan studiku hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan S-1 ku dalam kurun waktu 3 tahun 3 bulan 11 hari. Serta voucher beasiswa s-2, sebagai penghargaan prestasiku sebagai mahasiswa lulus tercepat tahun ini telah berada di genggamanku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Bapak, semoga kau dapat melihat dari sana. Aku lakukan semua ini demi Bapak, aku tahu apa yang aku lakukan ini masih belum seberapa, namun seberat apapun, seperih apapun meski tak bisa harum, aku tetap ingin menjadi bunga, menjadi bunga keluarga yang Bapak harapkan dariku.

Selesai-

Kamis, 11 Mei 2017

Jangan Lupa Infaq ke Lazismu umbulharjo

Halo...
Jangan lupa infaq yaaa..


وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rizki yang terbaik yang akan menggantinya” [Saba/34 : 39]

REKENING DONASI :

BANK BNI Syariah
0538452413 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Infaq)
0538452184 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Kemanusiaan)
0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Zakat)
0538451805 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Wakaf)

BANK Mandiri Syariah
7108304574 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Kemanusiaan
7108304768 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Zakat
7108304841 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Infaq

Bank Syariah Bukopin
7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL. UH

Layanan Jemput Donasi : (0274)380041 / 08995051540

Alamat : Gedung Dakwah PCM Umbulharjo, Jl. Glagahsari 136 Umbulharjo Yogyakarta

Senin, 08 Mei 2017

KOTAK AMAL LAZISMU UMBULHARJO


Alhamdulillah ayoo ramaikan sobat Lazis #Repost @satria.mi.jo with @repostapp ・・・ Mari Kunjungi Coffe BASELOG (Jalan Imogiri Barat, Karangkajen / Timut Pasar Telo) dengan harga miring dan kualitas baik dan jangan lupa infakkan harta anda di Kotak infak @lazismuumbulharjo 
#mdmc #lazismu #lazismuumbulharjo #kopimudonasimu #mariberinfak

One Day With Lazismu (Ahad, 07 Mei 2017


Donasi Sembako @lazismudiy Kegiatan "One Day With Lazismu" Ahad, 07 Mei 2017 untuk Binaan @lazismuumbulharjo.

Minggu, 07 Mei 2017

Nikmatnya Berbagi


Jangan lupa berbagi yaaaaa... :)

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Baqarah:267)

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah:271) (Simak juga QS. Al Baqarah: 272, 273,274. QS. Ali Imran: 133-134, QS. An Nisa:114. QS. Al Lail:5-8)

REKENING DONASI :

BANK BNI Syariah
0538452413 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Infaq)
0538452184 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Kemanusiaan)
0457274314 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Zakat)
0538451805 a.n Lazismu Kantor Layanan Umbulharjo (Wakaf)

BANK Mandiri Syariah
7108304574 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Kemanusiaan
7108304768 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Zakat
7108304841 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Infaq

Bank Syariah Bukopin
7709002554 a.n A.Rosyid QQ Lazismu KL. UH

Alamat : Gedung Dakwah PCM Umbulharjo, Jl. Glagahsari 136 Umbulharjo Yogyakarta

Jumat, 05 Mei 2017

Sesmua Akan Kembali Kepada Allah SWR


Kita sering tak sadar akan apa yang terjadi di sekeliling kita. Kita pun juga tak ingin tahu apa yang terjadi. Karna kita terlalu memikirkan urusan duniawi saja tanpa menoleh ke alam abadi.

Bahkan kita sering menyaksikan orang-orang yang kita kenal dan kita sayangi meninggal mendahului kita. Namun sayang, kita selalu hanyut dalam senda gurau dan permainan seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya.

Dan kami uji kalian dengan sesuatu berupa ketakukan, kelaparan, kemiskinan, kematian dan krisis makanan pokok. Maka berilah kabar gembira orang-orang yang lulus dengan predikat shobirin. Yaitu orang-orang yang ketika mereka ditimpa musibah mereka berkata inna lillah wa inna ilaihi rajiun semua ini punya Allah (harta, hidup, kekayaan, dsb) maka semua akan kembali pada pemilikNya. Mereka itulah yang mendapatkan piala kemenangan dari Allah, dicintai oleh Allah dan diberi petunjuk. (Albaqarah 155)

إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ، وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى…فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
“Inna lillahi ma akhodza, walahu maa a’thoo wa kullu syaiin ‘indahu bi ajalin musammaa… faltashbiru wal tahtasib.”
Artinya: “Sesungguhnya bagi Allah apa yang Dia ambil dan baginya pula apa yang Dia berikan. Segala sesuatu baginya ada memiliki masa-masa yang telah ditetapkan, hendaklah kamu bersabar dan mohon pahala (dari Allah).”

REKENING ZISWAF

Assalamualaikum..
Alhamdulillah hari ini Lazismu Umbulharjo membuka 3 rekening ZISWAF lagi looh temen-temen..



Mandiri Syariah : 7108304841 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Infaq

Mandiri Syariah : 7108304768 a.n K.L Lazismu Umbulharjo Zakat

Mandiri Syariah : 7108304574 K.L Lazismu Umbulharjo Kemanusiaan

Semoga dengan banyaknya akses penyaluran ZISWAF khususnya akses transfer, memudahkan temen-temen untuk memilih jenis apa yang mau dipilih...

Selamat sore, selamat berbagi :)


Selasa, 02 Mei 2017

CERPEN PERTOLONGAN MELALUI INFAQ DAN SURAT YASIN

CERPEN

PERTOLONGAN MELALUI INFAQ DAN SURAT YASIN

Oleh : Sandra Ayu
Email : sandraayu_hrp@yahoo.com


 Sepasang bola mata teduh yang menyejukkan itu kali ini terlihat sendu, mulai berkaca-kaca. Lengannya yang tak terlalu kekar menarikku dalam pelukannya, ke dalam rengkuhan hangat yang menenangkan.

“Maafkan Uda ya Dek yang tak bisa lagi disini menemanimu.”
Aku melepaskan diri dari pelukannya, memandang setiap jengkal wajahnya dan berusaha tersenyum.
“Tidak apa-apa Uda. Disana ada tanggung jawab dan amanah yang harus Uda tunaikan. Kita sama-sama saling mendoakan, insyaAllah ini termasuk jihad fii sabilillah.”

Dia balas tersenyum, senyum penuh kedukaan. Kecupan di kening berlanjut salam perpisahan mengakhiri perjumpaan kami. Sampai saat itu aku masih sanggup untuk tidak mengeluarkan air mata dihadapannya. Barulah saat kendaraan penjemput yang mengantarnya ke bandara hilang dari pandanganku, dengan segera kututup pintu dan kujatuhkan badanku di tempat tidur sambil terisak.

Lelaki yang menikahiku satu setengah tahun lalu, kini harus pergi meninggalkanku dan calon buah hati kami mengemban amanah baru di sebuah kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pelajar. Saat usia kandunganku menginjak delapan bulan, dia dinyatakan lulus seleksi beasiswa untuk mengikuti program Magister yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dengan universitas tujuan yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta adalah kota yang telah lama diimpikannya bertahun-tahun lalu untuk melanjutkan studi setelah menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Tahun lalu dia telah mengikuti seleksi serupa namun rupaya belum menjadi bagian rezekinya.

Dua minggu menjelang prediksi melahirkan, sebenarnya jadwal perkuliahannya telah dimulai.
“Biar Uda tunggu saja sampai Adek melahirkan. Dana kita juga sudah tidak memungkinkan jika Uda harus bolak-balik Padang – Jogja,” ujarnya.

Memang tabungan kami telah menipis untuk mengurus tahap awal perkuliahannya. Sejak seleksi pertama sampai pendaftaran ulang, segala biaya ditanggung terlebih dahulu oleh peserta seleksi. Sementara dana beasiswa belum diketahui kapan cairnya. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, beasiswa akan dicairkan menjelang akhir semester.

“Semoga saja Allah mempercepat kelahiran anak kita. Supaya Uda bisa menggendongnya, mengazankan, dan mengiqamahkannya sebelum keberangkatan. Tak sabar rasanya Uda mendengar tangis jundi kecil kita,” ucapnya terdengar bahagia. Matanya selalu berbinar-binar jika membicarakan makhluk mungil yang saat itu aktif menendang-nendang perutku.

Namun, kuasa Allah di atas segala-galanya. Meskipun telah mendekati hari perkiraan lahir yaitu tepat akhir bulan lalu, belum terlihat tanda-tanda akan melahirkan. Bahkan telah berlalu pula seminggu dari jadwal yang ditaksirkan oleh dokter kandungan dan bidan.

Akhirnya, suamiku dengan terpaksa berangkat menuju kota tujuannya siang ini.
Tangisku mulai mereda saat telepon selulerku berdering dan tertera nomor Amak. Amak dan Apak akan datang dari kampung untuk menemaniku menghadapi persalinan.

Keesokan harinya, dengan diantar Apak, aku datang ke RS. Aisyiyah Sumatera Barat untuk mencek kondisi janinku melalui ultrasonography (USG).

“Kondisi janin dan plasenta sehat, namun air ketubannya semakin sedikit. Usia kehamilan ibu sudah lewat bulan, yaitu sudah memasuki usia 42 minggu. Pada kondisi postterm seperti ini meningkatkan risiko terhadap ibu dan janin jika tidak segera diberi penanganan, seperti gawat janin bahkan kematian janin,” ujar dokter kandungan selepas memeriksaku.

“Jadi, Dok…?” tanyaku gemetar
“Ibu harus mulai dirawat sore ini. Saya khawatir melihat air ketuban yang semakin sedikit akan membahayakan janin,” ujarnya melanjutkan.
Mendengar kata dirawat, membuatku ketakutan.
“Saya ingin melahirkan normal, Dok. Saya tidak ingin dioperasi,” lanjutku kalut.
Sang dokter tersenyum.
“Ibu dirawat bukan berarti dioperasi. Posisi janin ini bagus, sehingga bisa diusahakan agar ibu melahirkan normal. Ibu perlu diinduksi, proses merangsang kontraksi untuk mempermudah proses persalinan. Namun, perlu kami jelaskan dari awal bahwa induksi juga tidak lepas dari berbagai risiko, salah satunya rasa sakit yang jauh lebih berat, stress janin, bahkan tak jarang proses ini gagal sehingga akhirnya harus dioperasi. Semuanya tergantung keputusan pasien. Silahkan ibu diskusikan dengan keluarga ibu terlebih dahulu.”

Di halaman rumah sakit aku langsung menghubungi Uda Al. Sambil terisak aku ceritakan apa yang terjadi. Saat itu pikiranku sangat kalut.
“Tenang, Dek. Kalau memang itu cara terbaik, kita ikuti saja. Jika ternyata cara tersebut banyak risikonya, tidak apa-apa operasi. Bagi Uda yang penting Adek dan bayi kita selamat,” ucapnya berusaha menenangkanku.
Mendengar ucapannya membuatku semakin terisak. Aku sungguh takut mendengar kata operasi sehingga dari awal aku berniat melahirkan normal. Sudah banyak cerita orang sekitar dan artikel yang kubaca tentang rasa sakit berkepanjangan setelah operasi caesar.

Akhirnya, setelah berdiskusi dengan Uda Al, Amak, dan Apak, aku bersedia untuk dilakukan induksi. Sore hari setelah melengkapi persyaratan administrasi, aku ditempatkan di kamar persalinan. Tepat pukul 19.00 WIB, perawat mulai menyuntikkan induksi ke infus yang terpasang di punggung telapak tanganku.

Satu jam kemudian, rasa sakit mulai terasa di bagian perutku. Rasa mulas yang hilang timbul. Perawat masih terus mengontrol kondisiku dan janin per satu jam sekali.
“Kak, rileks saja ya. Jangan stress. Kalau kakak stress, bayinya juga ikut stress di dalam. Dari tadi saya pantau detak jantung bayi tidak normal,” ujar perawat bernama Sonya mengingatkanku.

Hingga subuh datang, berdasarkan pemeriksaan dalam, ternyata aku baru mengalami pembukaan jalan lahir sepanjang 2 cm meskipun rasa sakit terus melanda. Waktu terus berjalan, tanpa terasa waktu dhuhur dan ashar pun telah tiba, namun tetap tidak ada perkembangan terhadap jalan lahir janin di dalam perutku, yaitu masih tetap 2 cm.

“Jika sampai jam 19.00 WIB nanti tidak ada kemajuan, ibu harus siap untuk operasi. Jangka waktu induksi hanya 24 jam karena kondisi air ketuban ibu sudah tidak memungkinkan untuk diperpanjang waktunya. Jika tidak segera dilakukan tindakan medis tersebut, akan sangat membahayakan janin,” demikian ujar kepala perawat sesaat selesai memeriksa kondisiku.

“Allah… aku ingin melahirkan normal. Aku tidak ingin perjuanganku menahan sakit belasan jam ini berakhir di meja operasi,” seruku dalam hati.
Segera kuraih handphone dan memanggil nomor Uda Al.

“Uda… hanya tinggal beberapa jam lagi batas waktu induksi berakhir. Adek kuatkan menahan rasa sakit ini hanya demi bisa melahirkan secara normal, apakah semuanya akan sia-sia?” isakku tertahan.

“Tidak ada yang sia-sia di mata-Nya, Dek. Perbanyak istighfar dan shalawat. Bacalah Surat Yasin, InsyaAllah akan dikabulkan apa yang menjadi hajat kita,” ujar Uda Al dengan suara lembut dan tenang. Aku mulai terbius dengan ketenangannya.
“Uda disini terus berdoa agar kalian selalu diberi kekuatan. Allah Maha Tahu yang terbaik buat kita, Dek. Kamu harus percaya itu, ya,” sambungnya dengan keharuan.

Ya, benar yang disampaikan Uda Al. Sejak mulai masuk ke rumah sakit, aku yang didera perasaan kalut, takut, dan bermacam fikiran buruk lainnya, menjadi irasional. Merasa bahwa aku hanya sendirian, tak ada penolong.

“Astagfirullah… astagfirullah…astagfirullah…. Ampuni hamba, Yaa Allah,” bisikku.
Kemudian aku meminta tolong kepada perawat untuk memanggilkan Amak yang saat itu berada di luar ruangan.

“Mak, tolong ini diinfaqkan kepada yang berhak dan membutuhkan. Jika sulit menemukannya di sekitar tempat ini, diinfaqkan saja melalui mesjid terdekat,” kataku kepada Amak sambil menyerahkan empat lembar uang lima puluh ribuan.

Setelah berlalunya Amak dari ruangan, aku raih handphone dan kuhidupkan MP3. Kupilih Surat Yasin di antara kumpulan file di folder musik religi. Kudekatkan suara dari handphone tersebut ke perut sambil kuusap-usap penuh kasih sayang.

“Sayangku, betapa kami merindukanmu. Ingin segera menggendong dan menimangmu. Berharap engkau segera hadir di antara kami. Ayo sayang, berjuanglah untuk bisa keluar secara normal,” bisikku menahan tangis sambil terus mengelus-elus perut.
“Ya Allah, permudahlah dan janganlah Kau sukarkan,” kata-kata ini terus aku gumamkan. Pada titik inilah aku merasa begitu lemah di hadapan-Nya, tak ada apa-apanya.

Memasuki pengulangan pembacaan Surat Yasin yang ke dua kalinya, aku merasakan rasa sakit yang amat sangat di perutku. Rasa sakit yang belum pernah kurasakan sebelumnya dan terjadi secara berkelanjutan. Rasa sakit yang teramat sangat sehingga seolah-olah rontok tulang-tulangku akibat rasa sakit ini. Rupanya, inilah proses kelahiran janinku. Dokter dan perawat hilir mudik membantu proses persalinan ini.

Akhirnya, tepat pukul 19.00 WIB untuk pertama kalinya aku mendengar tangisan bayi mungilku, anugerah terindah dari Sang Khalik. Saat bayi tersebut didekapkan ke dadaku, tak ada yang terlontar dari mulutku kecuali ucapan syukur berulang kali. Air mataku tak henti-hentinya menetes melihat makhluk mungil itu.

Di seberang pulau sana, sepasang bola mata yang teduh juga ikut berderai air mata bahagia saat kukabarkan atas kelahiran putri pertamanya. Iqamah segera ia lantunkan sambil kudekatkan handphone ke telinga bidadari kecil kami. Bidadari yang melalui kehadirannya selalu mengingatkan kami akan kekuasaan Illahi Rabbi.


***